Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
KILASVIRAL.COM – Jamuan makan siang oleh Presiden Joko Widodo kepada tiga capres di Istana Merdeka pada Senin (30/10/2023) menjadi sorotan politik di tengah hiruk pikuk Pilpres 2024.
Menurut Pengamat politik Universitas Nasional, Selamat Ginting, jamuan makan siang itu hanya sekadar gimmick politik yang dilakukan Jokowi.
Ia menganggap pertemuan itu tidak mampu menurunkan tensi politik nasional yang semakin panas pasca keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK).
Ginting meyakini upaya Jokowi menunjukkan keakraban dengan tiga calon presiden, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, tidak mampu membuat publik lupa terhadap keputusan MK yang terindikasi menjadi skandal politik.
“Mestinya jamuan makan itu dilakukan sebelum adanya skandal MK sehingga semua calon presiden tidak terbebani dengan keputusan yang memalukan bangsa,” ujar Ginting, saat dihubungi, Selasa (31/10/2023).
Bagi Ginting, pertemuan jamuan makan siang di Istana kemarin juga terasa janggal.
Sebab, Jokowi tidak turut mengundang para cawapres padahal saat ini ketiga capres itu telah memiliki pendamping masing-masing untuk berlaga di Pilpres 2024 mendatang.
“Dari sini saja terlihat, Presiden Jokowi tidak sanggup jika anak sulungnya hadir dalam kapasitas sebagai cawapres.
Publik akan tertawa, karena nepotisme politik tempatnya justru ada di istana,” kata Ginting.
Soroti Posisi Duduk Jokowi
Ginting pun menyoroti posisi duduk Jokowi dalam jamuan makan siang itu yang menurutnya bisa dibaca secara semiotika politik.
Dalam foto dan video yang beredar terlihat Jokowi diapit Prabowo di sebelah kirinya dan Ganjar di sebelah kanan, sementara Anies berada di seberang Jokowi.
“Posisi duduk Prabowo lebih dekat ke Jokowi. Ganjar agak menjauh ke kanan.
Sedangkan Anies ditempatkan di seberang, artinya Anies memang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi,” kata Ginting.