Berita

Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: per 27 Oktober Total 17 Orang Positif, Semuanya Laki-laki

7
×

Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: per 27 Oktober Total 17 Orang Positif, Semuanya Laki-laki

Share this article

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

KILASVIRAL.COM, GAMBIR – Waspada, jumlah kasus cacar monyet atau monkey pox di DKI Jakarta terus bertambah.

Sejak pertama kali ditemukan pada Agustus 2022, per hari ini total ada 17 kasus cacar monyet di ibu kota.

Rinciannya, satu pasien sudah sembuh dan 16 orang lainnya masih menjalani isolasi di rumah sakit.

“Semua bergejala ringan dan tertular dari kontak seksual,” ucap Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, Jumat (27/10/2023).

Ani menambahkan, seluruh pasien yang terpapar cacar monyet ini berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 25 tahun sampai 50 tahun.

“Dua kasus di antaranya berdomisili di luar Jakarta,” ujarnya.

Anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono ini menyebut, jumlah kasus cacar monyet ini bisa saja bertambah mengingat saat ini ada 11 orang lainnya yang masuk kategori suspek atau terduga bergejala.

Untuk mencegah penyebaran cacar monyet ini, Dinkes DKI gencar melakukan beragam upaya, salah satunya dengan bersinergi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Sejumlah upaya pun sudah dilakukan, mulai dari deteksi dini dengan melihat gejala awal supaya pasien bisa segera diobati hingga mencegah kematian.

“Tingkat kematian atau case fatality rate sekitar satu persen. Artinya dari 100 kasus positif kemungkinan ada satu yang meninggal. Mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko,” kata dia.

“Seperti Lelaki Seks Lelaki (LSK), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia,” sambungnya.

Sebagai upaya preventif, Dinkes DKI mulai melakukan program vaksinasi dengan menyasar 500 orang kelompok berisiko di Jakarta dalam kurun waktu sepekan ke depan.

Vaksin diberikan dua dosis untuk satu orang dengan jeda selama empat minggu sesuai dengan ketersediaan vaksin Monkeypox di Indonesia sebanyak 1.000 dosis untuk 500 orang.

Sosialisasi dan edukasi juga dilakukan secara masif melalui tiga cara, yaitu menggalakkan pola hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun; menghindari kontak kulit dan luka; serta berhubungan seksual yang aman, sehat, dan bersih, dan hindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

“Setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit, bahkan untik suspek atau terduga dengan gejala kas atau kontak erat seksual yang sedang menunggu hasil PCR juga diisolasi di rumah sakit,” tuturnya.

“Sementara untuk kontak erat non-seksual, akan dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas Kecamatan,” sambungnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *